Lokomotif CC200
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari CC200)
LOKOMOTIF CC200 | |
---|---|
CC 200 15 di Dipo lokomotif Cirebon
|
|
Sumber tenaga: Diesel elektrik |
|
Perusahaan pembuat: | American Locomotive Company-General Electric |
Nomor seri: | CC 200 |
Model: | ALCO-GE UM 106T |
Tanggal dibuat: | 1953 |
Jumlah dibuat: | 27 unit |
Data teknis | |
Roda | |
Susunan roda AAR: | C-2-C |
Klasifikasi UIC: | Co'2'Co' |
Dimensi | |
Lebar sepur: | 1.067 mm |
Diameter roda: | 908 mm |
Panjang: | 17.000 mm |
Lebar: | 2.819 mm |
Tinggi (maksimum): | 3.651 mm |
Jarak antara alat perangkai: | 17.070 mm |
Jarak antar pivot: | 9.556 mm |
Jarak gandar: | 3.610 mm |
Tinggi alat perangkai: | 760 mm |
Berat | |
Berat kosong: | 92 ton |
Berat siap: | 96 ton |
Berat adhesi: | 72 ton |
Bahan bakar dan kapasitas | |
Kapasitas bahan bakar: | 1.900 liter |
Kapasitas pelumas: | 750 liter |
Kapasitas pendingin: | 900 liter |
Kapasitas bak pasir: | 600 liter |
Mesin, motor traksi, dan converter | |
Penggerak utama: | ALCO 244E |
Jenis mesin: | 4 langkah |
Motor traksi: | 6 unit Tipe: GE 761 |
Transmisi dan kinerja | |
Kecepatan maksimum: | 100 km/jam |
Daya mesin: | 1.750 hp |
Daya ke generator/converter: | 1.600 hp |
Jari-jari lengkung terkecil: | 140 m |
Lain-lain | |
Rem lokomotif: | Rem udara tekan |
Informasi kepemilikan | |
Perusahaan pemilik: | PT Kereta Api Indonesia (dahulu dipesan oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) |
Daerah operasi: | Daop III Cirebon |
Pertama dinas | 1953 |
Terakhir dinas: | 2007, untuk lokomotif CC 200 08-09 |
Unit dipertahankan: | CC 200 15 (Tidak Bisa beroperasi lagi) |
Keadaan: | 26 lokomotif tidak beroperasi lagi, hanya tersisa 1 Lokomotif yaitu CC 200 15 yang disimpan di Dipo lokomotif Cirebon |
Catatan kaki:[1] [2] | |
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.750 hp dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co'2'Co' artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari dua pasang roda.
Perlu diketahui bahwa meskipun lokomotif CC200 merupakan lokomotif diesel pertama di Indonesia sebagaimana banyak dijelaskan, ternyata pada buku berjudul Het Indische Spoor in Oorlogstijd, halaman 154-155, ada lokomotif diesel yang diproduksi oleh De Vulkaan Surabaya, yaitu kelas 5006. Lokomotif ini menggunakan mesin bekas artileri Jepang dengan enam silinder dan rangka dasar gerbong SS, serta diperuntukkan bagi KNIL selama Perang Kemerdekaan.[4]
Daftar isi
Sejarah[5]
Awal Beroperasi
Setelah Perang Kemerdekaan usai tahun 1949, kondisi perkeretaapian Indonesia rusak. Untuk memperbarui sarana KA yang sudah tua dan rusak akibat perang, maka DKA memesan sarana KA yang baru, berikut berbagai jenis lokomotif diesel, lokomotif uap, kereta penumpang dan gerbong barang.CC 200 adalah salah satu contoh. Rencana pengoperasian lokomotif diesel sudah ada sejak zaman Staatsspoorwegen, diwacanakan dan disebut-sebut dalam laporan tahunan Staatsspoorwegen tahun 1930. Namun wacana ini gagal karena Belanda saat itu sedang dilanda Perang Dunia I.
Setelah perang usai, disusunlah rencana modernisasi perkeretaapian Indonesia yang mencakup pembelian 100 unit lokomotif uap D 52 dan 27 unit lokomotif diesel CC 200.
Pada 1953, lokomotif diesel CC 200 tiba di Indonesia. Karena tekanan gandar jalan rel di Indonesia saat itu maksimal 12 ton maka CC 200 yang memiliki berat 96 ton terlalu berat apabila hanya memiliki susunan Co'Co' atau 2 gandar penggerak 3 roda. Maka ditambahkanlah gandar tambahan sehingga susunannya menjadi Co'2'Co' atau 2 gandar penggerak 3 roda dan satu gandar tak berpenggerak dengan dua roda. Susunan ini unik karena hanya di Indonesia lokomotif ini dimodifikasi gandarnya untuk mengakali tekanan gandar yang besar. Lokomotif ini pun langsung menggunakan livery khas DKA, PNKA, dan PJKA, yaitu kuning-hijau dengan logo roda terbang yang sudah berlaku sejak 1953 hingga 1988.
Kehadiran CC 200 yang menandai modernisasi perkeretaapian Indonesia mendapat perhatian dari dalam atau luar negeri dan dibahas rinci oleh majalah-majalah profesional, misalnya dibahas dalam majalah kereta api Inggris "Diesel Railway Traction" dan majalah persatuan insinyur Indonesia yang kala itu masih berbahasa Belanda "De Ingenieurs in Indonesie".
Sepanjang kariernya dari tahun 1950-an sampai 80-an, CC 200 menarik semua kereta, baik itu penumpang maupun barang. Kariernya pun makin lama makin tergeser oleh lokomotif yang lebih baru, seperti CC 201 yang lebih ringan dan bertenaga. Mulai tahun 90-an, CC 200 dicat menjadi merah-biru dengan garis putih seiring bergantinya nama dan bentuk perusahaan, dari PJKA menjadi Perumka. CC 200 pun diturunkan pangkatnya menjadi penarik KA jarak dekat/KA lokal mengingat usianya yang makin tua dan hanya tersisa sedikit, dan banyak di antara mereka yang sudah mulai mangkrak. CC 200 akhirnya banyak yang tidak beroperasi pada tahun 2000-an awal.
Preservasi CC 200
Pada tahun 2000-an, lokomotif CC 200 yang ada banyak yang dalam kondisi buruk. Saat itu, di Cirebon terdapat 3 lokomotif, yakni CC 200 08, CC 200 09, dan CC 200 15. Lokomotif yang bisa dioperasikan hanyalah CC 200 08 dan CC 200 15. Pada akhirnya, salah satu komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS) bekerja sama dengan PT Kereta Api (Persero) memutuskan bahwa CC 200 15 yang akan dipreservasi, karena kondisinya yang lebih baik dibanding kedua lokomotif lainnya. CC 200 15 dipreservasi dengan "mengkanibal" komponen dari CC 200 08 dan CC 200 09. Preservasi dilakukan oleh IRPS, dengan bantuan dari PT Kereta Api. Pada tahun 2003, diadakan open house di Stasiun Cirebon, tempat ketiga lokomotif CC 200 dipamerkan. Pada masa itu, CC 200 15 yang telah dicat kuning-hijau (sudah dikembalikan ke livery semula) sudah dalam kondisi baik, sedangkan CC 200 08 dan 09 yang berwarna merah-biru telah dengan kondisi rusak dan tidak bisa digunakan, mengingat komponennya telah dikanibal untuk CC 200 15.Akhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta, kemudian diafkirkan. Sementara CC 200 15 tetap di Dipo Lokomotif Cirebon dan dioperasikan sebagai penarik KA wisata. Saat ini, hanya tersisa CC 200 15 di Cirebon, lokomotif lainnya entah ke mana, diafkirkan, atau "dimakamkan" di Balai Yasa Yogyakarta.
Karena kesulitan suku cadang, CC 200 15 tidak bisa beroperasi, lokomotif tersebut disimpan di Dipo Cirebon, dan saat akan dipamerkan pada suatu event, maka lokomotif ini perlu ditarik oleh lokomotif lain.
Data teknis lokomotif CC 200[1]
Dimensi lokomotif
- Lebar sepur: 1.067 mm
- Panjang body: 17.000 mm
- Jarak antar alat perangkai: 17.070 mm
- Lebar badan: 2.819 mm
- Tinggi maksimum: 3.651 mm
- Jarak gandar: 3.610 mm
- Jarak antar pivot: 9.556 mm
- Diameter roda penggerak: 908 mm
- Tinggi alat perangkai: 760 mm
- Berat kosong: 92 ton
- Berat siap: 96 ton
- Berat adhesi: 72 ton
- Tipe: ALCO 244E
- Jenis: 4 langkah
- Daya mesin: 1.750 hp
- Daya ke generator/converter: 1.600 hp
- Jumlah motor traksi: 6 unit
- Tipe motor: GE 761
- Kecepatan maksimum: 100 km/jam
- Gaya tarik maksimum (adhesi): 15.120 kgf
- Jari-jari lengkung terkecil: 140 m
- Bahan bakar: 1.900 lt
- Minyak pelumas: 750 lt
- Air pendingin: 900 lt
- Pasir: 600 lt
- Sistem rem: Rem udara tekan
Alokasi CC 200
Dipo Induk | Lokomotif |
---|---|
Cirebon (CN) | CC 200 15 |
Galeri
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b Majalah KA Edisi Khusus. (tanpa tahun). Album lokomotif dan KRL, II: 33
- ^ Indonesian Heritage Railway: Lokomotif CC200
- ^ IRPS: FO CC200
- ^ Diesel Locomotive Roster
- ^ Majalah KA Edisi 86, September 2013: Halaman 32-33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar